Jumat, 16 Desember 2016

Rumahku, INDONESIA


Siapa sangka
Tanah tempatku berpijak ini sudah lama berjuang
Tekanan menerpa bak gulungan ombak menerjang pesisir
Guyuran peluh serta degup jantung senantiasa menggelayuti
Aku disini, teronggok kaku menatap layar kaca
Mataku mengikuti alur kanan kiri pahlawan kami
Tak bisa dielakkan lagi, meski bukan pertumpahan darah, ini adalah perihal hidup dan mati

Bangsa kami sejak dulu meronta
Penjajah bejat menyisakan derita dan luka
Kami terbiasa susah duluan
Namun itupula-lah yang menggelorakan hayat
Pusaka kami berhasil dikibarkan
Bangsa lain pun mengakui kami sebagai sebuah kebebasan
Sekarang mereka sadar, tanah pertiwi ini bukan arena permainan

Esok adalah puncaknya
Tidak, bukan puncak !
Hanya setingkat lebih tinggi dari anak tangga kesekian
Tak ada istilah akhir bagi kami
Tapi sekiranya takdir digenggaman, esok mentari akan bersimpuh memohonkan kejayaan
Esok rembulan akan menjadi saksi kedigdayaan yang pertama
Dan berjuta rakyat bangsa bersorak sumringah
Ini bukan harapan, melainkan kewajiban

Indonesiaku harus kembali pulang dengan trofi kemenangan