Selasa, 18 April 2017

See You again

Rasanya hampa sekali. Kulihat lagi foto-foto yang tersenyum itu, seakan bilang padaku untuk bersabar. Bahwa kita pasti bertemu kembali.
Sudah beberapa hari belakangan ini aku bersedih tanpa alasan. Mungkin karena perpisahan yang kurang membekas. Mungkin tumpukan air mata yang tak kunjung tumpah. Atau mungkin perasaanku selama 3 tahun ini yang terpendam jauuuh didalam relung pikiran, yg tak sempat terucapkan lantaran aku tak pandai menyusun kata. Ah, seharusnya aku bahagia tanggal 17 kemarin. Seharusnya aku mengabadikan wajah mereka bersamaku. Satu per satu. Namun entah mengapa aku tidak bisa. Semua orang pada hari itu menangis, lalu tertawa. Aku satu-satunya yang memasrahkan diri pada keadaan. Aku duduk di bawah pohon. Mengamati lambaian rok abu yang sama lelahnya seperti diriku. Angin berembus. Untung saja suasananya sejuk. Seseorang memanggil. Saatnya potret bersama.
Aku mau berkilas balik pada menit-menit sebelumnya, ketika kami semua masih di ruang kelas, saling berbagi kesan, pesan, dan harapan. Lebih setengahnya dari jumlah yang hadir berdiri di depan kelas, menyampaikan maaf dan terima kasih. Aku hanya duduk diam mendengarkan. Semuanya berharap untuk kesuksesan bersama, dan tentu saja mohon doa untuk diri sendiri. Ada yg tak kuasa menahan tangis. Ada juga yang tersenyum seolah-olah mereka hanya pamit pulang, dan besok akan datang lagi. Hingga detik ini, aku bahkan tidak menangis. Apa yang salah dengan si melankolis ini? Benarkah hatiku sekeras karang?
Kuakui, baru sekarang aku merasa kosong. Perpisahan itu lumrah, memang. Aku tau sebentar lagi kami akan benar-benar menyebar. Bahkan ada yang sangat jauh sampai ke negeri jiran. Hanya satu inginku. Suatu saat nanti, saat takdir berpihak pada kita, tetaplah tersenyum satu sama lain seperti foto kalian di buku tahunan sekolah. Jangan acuh. Karena seperti kita tau, sakitnya dilupakan teman lama sama seperti belati yang dihujamkan ke dada.

#Excifio
#Seeyou

Tidak ada komentar:

Posting Komentar